Kesenjangan akses pendidikan di Indonesia merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan nasional. Masalah ini terutama terlihat di daerah-daerah terpencil dan pedesaan, di mana infrastruktur pendidikan masih sangat terbatas. Banyak sekolah di daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas dasar seperti ruang kelas yang memadai, perpustakaan, dan laboratorium. Selain itu, akses transportasi yang sulit juga menjadi hambatan bagi siswa untuk mencapai sekolah. Hal ini menyebabkan banyak anak di daerah terpencil yang tidak dapat menikmati pendidikan yang layak.
Selain itu, kesenjangan akses pendidikan juga terlihat dari kurangnya tenaga pengajar di daerah-daerah terpencil. Banyak guru yang enggan ditempatkan di daerah terpencil karena kondisi kerja yang kurang mendukung dan fasilitas yang minim. Akibatnya, rasio guru dan siswa di daerah terpencil sering kali tidak seimbang, yang berdampak pada kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa. Pemerintah telah berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan berbagai program, seperti pembangunan sekolah-sekolah baru di daerah terpencil dan pemberian insentif bagi guru yang bersedia mengajar di daerah terpencil. Namun, upaya ini masih perlu ditingkatkan agar semua anak di Indonesia dapat menikmati akses pendidikan yang setara. Selain itu, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk memastikan bahwa semua anak, tanpa terkecuali, dapat mengakses pendidikan yang layak dan berkualitas.