Driyarkara menekankan bahwa manusia bukan objek pasif dalam proses pendidikan, melainkan subjek aktif yang berperan aktif dalam perkembangannya sendiri. Pendidik memiliki tugas untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik, tetapi mereka juga harus menghormati kebebasan dan otonomi peserta didik. Driyarkara percaya bahwa pendidikan harus berfokus pada pengembangan karakter peserta didik. Hal ini berarti menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual, seperti kejujuran, keadilan, dan cinta kasih. Pendidikan karakter membantu peserta didik untuk menjadi pribadi yang bermoral dan bertanggung jawab. Pemikiran Driyarkara tentang pendidikan masih relevan hingga saat ini. Konsep hominisasi dan humanisasi dapat menjadi panduan bagi para pendidik dalam merancang kurikulum dan metode pembelajaran yang efektif. Penekanan pada pengembangan karakter juga sangat penting dalam konteks pendidikan modern.
Dalam filsafat pendidikan Driyarkara, pendidik dan peserta didik memiliki peran yang penting dan saling terkait dalam proses pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia muda. Driyarkara memandang pendidik sebagai fasilitator dan pemandu bagi peserta didik dalam proses belajar dan perkembangannya. Tugas utama pendidik adalah:
Driyarkara menekankan bahwa pendidik harus memiliki kualitas pribadi yang baik, seperti:
Driyarkara memandang peserta didik sebagai subjek aktif dalam proses pendidikan. Mereka bukan hanya objek pasif yang menerima pengetahuan dari pendidik, tetapi juga berperan aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri. Tugas utama peserta didik adalah: berpartisipasi aktif dalam proses belajar, mengembangkan rasa ingin tahu dan semangat belajar, Bertanggung jawab atas perkembangannya sendiri, dan berusaha untuk menjadi pribadi yang utuh dan berkarakter. Driyarkara menekankan bahwa peserta didik harus memiliki kebebasan untuk belajar dan mengembangkan diri sesuai dengan minat dan bakatnya. Pendidik harus menghormati kebebasan tersebut dan membantu peserta didik untuk mencapai potensi penuh mereka.